Umroh adalah ibadah mulia yang sangat dirindukan oleh umat Islam di seluruh dunia, selain ibadah haji yang wajib. Ibadah umroh dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun, namun memiliki makna spiritual yang dalam sebagai sarana mempererat hubungan dengan Allah Ta’ala dan mengikuti jejak langkah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dengan menjalankan tata cara umroh sesuai sunnah, setiap jemaah berharap ibadahnya menjadi lebih khusyuk dan diterima oleh Allah.Menjalankan ibadah umroh dengan lancar dan penuh makna memerlukan persiapan matang, termasuk memahami tata cara, rukun, serta syarat sahnya. Untuk itu, kami telah menyusun panduan umroh yang komprehensif, mencakup mulai dari niat ihram, tawaf, sa’i, hingga tahallul.
Dalam artikel ini, Alsha akan mengulas tata cara umrah sesuai sunnah menurut fikih Syafi’i, yang diambil dari kitab Safinah An-Najaa dan penjelasan Syaikh Muhammad ‘Ali Ba’athiyyah. Semoga panduan dari Alsha Tour ini dapat menjadi bekal berharga bagi Sahabat yang baru pertama kali menjejakkan kaki di Tanah Suci atau ingin menyempurnakan ibadah umrahnya.
Table of Contents
ToggleHukum Umroh dalam Perspektif Islam
Menurut para ulama, umroh adalah ibadah yang memiliki status hukum sunnah muakkad, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan, tetapi tidak wajib bagi semua Muslim. Mazhab Hanafi dan Maliki secara umum sepakat bahwa umroh adalah ibadah sunnah berdasarkan hadits riwayat Jabir bin Abdillah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَقَالَ: لاَ، وَأَنْ تَعْتَمِرَ فَهُوَ أَفْضَلُ
Artinya: “Tidak wajib, tetapi jika engkau berumrah maka itu afdhal atau lebih utama.” (HR. Tirmidzi)
Namun, Mazhab Syafi’i dan Hambali memiliki pandangan yang menyatakan umroh wajib bagi mereka yang mampu secara fisik dan finansial, berdasarkan ayat Al-Qur’an:
وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ
Artinya: “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah…” (QS. Al-Baqarah: 196).
Banyak Muslim yang ingin menunaikan ibadah di Tanah Suci namun belum memahami secara mendalam perbedaan haji dan umroh, baik dari sisi waktu pelaksanaan, rukun, maupun tata cara pelaksanaannya.
Mengetahui hal ini sangat penting agar Anda bisa memilih ibadah yang tepat sesuai kemampuan dan tujuan spiritual, serta memahami keistimewaan masing-masing ibadah yang penuh makna.
Syarat Wajib dan Rukun Umrah yang Harus Dipahami
Syarat Wajib Umrah
Sahabat harus memenuhi beberapa syarat wajib agar ibadah umroh menjadi sah, antara lain:
- Muslim: Ibadah umroh hanya diwajibkan untuk umat Islam.
- Merdeka: Bukan budak atau orang yang dalam keadaan terikat.
- Mukallaf: Sudah baligh dan berakal sehat, memahami kewajiban agama.
- Mampu (Mustathi’): Secara fisik dan finansial mampu menempuh perjalanan ke Tanah Suci. Dalam dimensi finansial ini, penting bagi calon jemaah untuk memahami konsep budget umroh, meliputi estimasi biaya terkini, pilihan paket hemat hingga premium, fasilitas akomodasi, serta jadwal keberangkatan yang paling sesuai. Dengan pertimbangan rasional seperti ini, setiap Muslim bisa lebih siap melaksanakan ibadah tanpa terbebani aspek ekonomi..
- Bebas Gangguan: Dalam kondisi aman, tidak dalam keadaan darurat atau terhalang.
Rukun Umrah
Rukun umrah adalah pilar utama yang harus dipenuhi secara urut, meliputi:
- Ihram — Memulai niat dan memasuki keadaan ihram di miqat.
- Tawaf — Mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran, dimulai dari Hajar Aswad.
- Sai — Berjalan antara Bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali.
- Tahallul — Mencukur (halq) bagi pria atau memendekkan rambut (taqsir) bagi wanita.
- Berurutan — Semua rukun harus dilaksanakan secara berurutan dan lengkap.
Untuk mengetahui detail langkah-langkah ini secara rinci, baca panduan lengkap rukun umroh di Alsha Tour.
Miqat: Titik Awal Ihram yang Wajib Diketahui
Miqat Zamani (Waktu)
Umroh bisa dimulai kapan saja selama tidak dalam waktu larangan ihram, seperti waktu terlarang berpuasa atau waktu yang dilarang berihram.
Miqat Makani (Tempat)
Setiap jemaah wajib memasuki ihram dari tempat-tempat khusus yang telah ditetapkan, tergantung dari arah datangnya:
- Yaman: Miqat di Yalamlam
- Najd: Miqat di Qarnul Manazil
- Irak dan Khurasan: Miqat di Dzatu ‘Irq
- Syam, Mesir, Maghrib: Miqat di Al-Juhfah
- Madinah: Miqat di Dzulhulaifah
Jemaah yang melewati miqat tanpa berihram dan baru berniat umroh di Mekah harus kembali ke miqat dan berihram dari sana, jika tidak, harus membayar denda (damm).
Tata Cara Umroh Sesuai Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
1. Persiapan Sebelum Ihram
Sebelum memulai ihram, jemaah disunnahkan mandi besar (mandi junub) untuk menyucikan diri secara jasmani dan rohani. Pria dianjurkan memakai wewangian terbaik pada badan dan pakaian ihram, sementara wanita dilarang menggunakan wewangian selama ihram.
Pakaian ihram pria terdiri dari dua lembar kain putih yang tidak berjahit, menutupi bagian bawah tubuh dan bahu. Wanita memakai pakaian yang longgar dan menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
Salah satu langkah awal yang paling penting dalam ibadah umroh maupun haji adalah memahami dan melaksanakan tata cara ihram dengan benar, mulai dari niat ihram, memilih pakaian khusus, hingga larangan yang harus dihindari selama dalam keadaan ihram.
2. Memulai Ihram dengan Niat dan Doa
Di titik miqat, niat berihram dengan lafadz:
لَبَّيْكَ عُمْرَةً
(“Aku penuhi panggilan-Mu untuk menunaikan ibadah umrah.”)
Jemaah melafalkan doa ihram dengan permohonan kelancaran. Jika ada hambatan seperti sakit, ucapkan kalimat syarat agar tidak terkena denda.
3. Melafalkan Talbiyah dengan Khusyuk
Setelah berihram, mulailah membaca talbiyah dengan suara keras bagi laki-laki dan pelan bagi wanita:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ… Ini adalah panggilan hati untuk memenuhi panggilan Allah SWT.
4. Masuk ke Masjidil Haram dan Menunaikan Tawaf
Sesampainya di Masjidil Haram, baca doa masuk masjid yang diajarkan Rasulullah agar terlindung dari godaan setan. Sebelum tawaf, masuklah dengan kaki kanan dan niat yang ikhlas.
Setelah berihram dan memasuki Masjidil Haram, salah satu ritual utama adalah tawaf. Agar Sahabat memahami tata cara pelaksanaan dan adab tawaf, terutama tata cara tawaf wada yang merupakan tawaf perpisahan, silakan pelajari panduan lengkap kami.
Lakukan tawaf sebanyak tujuh putaran dimulai dari Hajar Aswad, membaca doa dan dzikir sepanjang tawaf.
5. Shalat Sunnah di Maqam Ibrahim
Setelah tawaf, disunnahkan shalat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim sebagai bentuk penghormatan dan pelengkap ibadah tawaf.
6. Sai Antara Safa dan Marwah
Berjalanlah antara Bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali putaran, mengikuti sunnah Rasulullah. Setiap tiba di puncak Safa dan Marwah, ucapkan takbir dan doa:
“لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ”
(“Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa.”)
7. Tahallul: Mencukur atau Memotong Rambut
Setelah menyelesaikan sai, tahallul adalah tahap terakhir dengan mencukur rambut (halq) bagi laki-laki atau memotong sebagian rambut (taqsir) bagi wanita, sebagai tanda keluar dari keadaan ihram dan menyelesaikan rangkaian umroh.
Larangan Saat Berihram yang Wajib Dihindari
Saat ihram, jemaah dilarang melakukan hal-hal berikut:
- Mengenakan pakaian berjahit (al-makhith) bagi laki-laki.
- Menutup kepala dan wajah baik laki-laki maupun perempuan.
- Menggunakan wewangian, terutama untuk wanita.
- Berhubungan suami istri (jimak).
- Memotong rambut dan kuku.
- Berburu hewan liar.
- Memotong tanaman di tanah haram.
- Melakukan akad nikah.
Keutamaan dan Manfaat Ibadah Umroh
Ibadah umroh adalah perjalanan spiritual yang jauh melampaui sekadar ritual. Ia adalah kesempatan emas untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, membersihkan jiwa dari dosa, dan memperkuat iman. Perjalanan ini mengingatkan kita pada perjuangan para nabi dan kesabaran Rasulullah SAW, khususnya ketika menunaikan ibadah ini.
Untuk menambah motivasi dan meraih pahala yang berlimpah, kita harus memahami keutamaan umroh yang luar biasa, sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah dan para ulama terdahulu. Setiap langkah menuju Ka’bah adalah pengingat bahwa tujuan hidup kita adalah mengabdi sepenuhnya kepada Pencipta.
Rifqi Haitami adalah Tour Leader berpengalaman di Alsha Tours sejak 2016 dan lulusan Pascasarjana Universitas Islam Jakarta. Aktif membimbing jamaah umroh sekaligus menulis panduan berdasarkan pengalaman langsung dan wawasan keislaman yang mendalam.