Tawaf Wada – Seorang Muslim yang beribadah umroh ke Tanah Suci diharuskan melaksanakan seluruh rangkaian ibadah, salah satunya tawaf. Ibadah ini jemaah kenal dengan ritual wajibnya yakni mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh utara. Namun, ada satu jenis tawaf yang memiliki makna mendalam bagi setiap jemaah, dan hanya dilakukan di akhir, biasa disebut tawaf wada. Ibadah ini dilaksanakan pada akhir rangkaian ibadah, sebagai bentuk ungkapan penghormatan kepada Baitullah sebelum meninggalkan Mekkah.
Memahami apa itu tawaf wada dalam rangkaian ibadah umroh dapat membantu setiap jemaah mempersiapkan diri untuk bisa menunaikan ibadah umroh dengan lebih khusyuk. Tawaf wada yang ditunaikan sesuai syariat agama juga bisa menyempurnakan keberkahan dan nilai ibadah umroh Anda di mata Allah.
Tapi, apa sebenarnya pengertian tawaf wada, dan bagaimana pelaksanaannya dalam ibadah umroh?
Table of Contents
TogglePengertian Tawaf Wada
Tawaf wada berasal dari bahasa Arab yang berarti mengelilingi dari kata “tawaf”, sementara “wada” memiliki arti perpisahan. Dalam konteks ibadah umroh, tawaf wada adalah tawaf perpisahan yang dilakukan oleh jemaah umroh dengan Baitullah, sebagai tempat yang sangat dimuliakan dalam Islam. Hal ini menandakan bahwa jemaah umroh telah menunaikan kewajibannya dalam menyelesaikan seluruh rangkaian umroh, yang setelahnya siap kembali ke Tanah Air.
Salah satu rangkaian ibadah ini menjadi bagian dari rukun umroh yang penting, meski ada beberapa golongan yang tidak diwajibkan. Ada makna mendalam tawaf wada bagi setiap jemaah umroh, salah satunya menjadi kesempatan terakhir untuk menyampaikan rasa syukur atas keberkahan dari Allah sehingga bisa menunaikan ibadah ke Tanah Suci.
Selain itu, tawaf wada juga menjadi pengingat bagi seluruh umat Islam untuk selalu berdoa dan menjaga hubungan dengan Allah sekembalinya ke Tanah Air. Diharapkan perpisahan melalui tawaf wada dapat meningkatkan ketakwaan dan keimanan jemaah.
Tata Cara Tawaf Wada
Pelaksanaan tahallul dilakukan dengan beberapa langkah. Secara garis besar, tawaf wada diwali dengan mengitari Kabbah sebanyak tujuh kakli dengan posisi Baitullah di sebelah kiri sementara jemaah di sebelah kanan. Berikut adalah tata cara tawaf wada yang harus dilakukan oleh jemaah umroh :
- Bersuci dari hadas kecil maupun hadas besar.
- Ambil niat dalam hati untuk menunaikan tawaf wada sebagai ibadah perpisahan kepada Ka’bah semata-mata hanya karena Allah.
- Memulai putaran dari Hajar Aswad, sembari mengarahkan tangan dan berucap “Bismillah, Allahu Akbar”.
- Kelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran. Dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dan membaca doa di setiap putarannya.
- Disunnahkan jemaah melakukan sholat sunnah 2 rakaat di belakang Maqam Ibrahim. Apabila lokasi terlalu ramai dan tidak memungkinkan, jemaah bisa mengambil sholat di tempat yang lebih lapang.
- Tutup tawaf wada dengan berdoa, baru kemudian meninggalkan kota Mekkah.
Kapan Waktu Pelaksanaan Tawaf Wada yang Sesuai Syariat?
Pelaksanaan tawaf wada dilakukan oleh jemaah umroh ketika seluruh rangkaian ibadah telah selesai, tepatnya saat ingin meninggalkan Tanah Suci. Sehingga, ketika seorang jemaah tertinggal dari rombongan dan sudah melewati batas tanah haram atau tanah yang meliputi Mekkah dan sekitarnya, maka harus kembali dan mengambil tawaf wada terlebih dahulu. Tetapi, jika jemaah sudah meninggalkan Mekkah dan diluar batas tanah haram, kewajiban tawaf wada pun gugur.
Hukum Pelaksanaan Tawaf Wada dalam Islam
Jemaah menutup seluruh rangkaian ibadah umroh dengan melaksanakan tawaf wada. Hal ini dimaksudkan agar tempat yang terakhir dipijak oleh jemaah saat berada di Mekkah ialah Baitullah.
Hukum melaksanakan tawaf wada adalah bagi setiap umat Muslim yang sedang menunaikan umroh. Seperti tercantum dalam surah Al-Hajj ayat 29 yang berbunyi :
ثُمَّ لْيَقْضُوْا تَفَثَهُمْ وَلْيُوْفُوْا نُذُوْرَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوْا بِالْبَيْتِ الْعَتِيْق
Artinya: “Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada di badan mereka, menyempurnakan nazar-nazar mereka, dan melakukan tawaf di sekeliling al-Bait al-‘Atīq (Baitullah).”
Pandangan dalam islam mengenai kewajiban melakukan tawaf juga dimaksudkan untuk menghormati Baitullah, yang menjadi kiblat bagi seluruh umat Islam sekaligus tujuan utama dalam ibadah umroh. Dijelaskan oleh penulis Al-Hujjah dalam salah satu hadits, “Rahasianya adalah menghormati Baitullah. Karena itu, untuk menggambarkan bahwa Baitullah yang dituju dalam melakukan perjalanan, maka dilakukan tawaf ketika sampai di Makkah dan ketika akan meninggalkannya.” (HR Malik).
Pengecualian buat Jemaah yang Diperkenankan Tidak Menunaikan Tawaf Wada
Meski tergolong sebagai kewajiban ketika umroh, ada sejumlah golongan yang tidak diwajibkan melaksanakan tawaf wada. Beberapa golongan tersebut di antaranya :
-
Jemaah Wanita yang Sedang Haid atau Nifas
Dalam ajaran agama Islam, tidak diperbolehkan bagi jemaah wanita yang sedang haid atau nifas untuk mengerjakan rangkaian ibadah tawaf wada saat umroh. Sebab keadaan haid atau nifas dianggap tidak suci secara syar’i, sehingga tidak diperbolehkan memasuki wilayah Masjidil Haram atau beribadah di sana.
Berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhu.
أُمِرَ النَّاسُ أَنْ يَكُوْنَ آخِرُ عَهْدِهِمْ بِالْبَيْتِ إِلاَّ أَنَّهُ خُفِّفَ عَنِ الْحَائِضِ
Artinya : “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan manusia agar akhir yang dilakukannya adalah thawaf di Baitullah. Tetapi beliau memberikan keringanan kepada wanita yang haidh” [Muttafaqun ‘alaih].
-
Jemaah yang Sakit atau Fisiknya Lemah
Salah satu syarat wajib ibadah Umroh ialah mampu secara finansial, juga fisik. Artinya, jemaah harus dalam kondisi sehat dan tidak memiliki penyakit yang menghalangi pelaksanaan rangkaian ibadah umroh.
Apabila seorang jemaah mengalami kesulitan fisik atau sakit saat menunaikan umroh, Islam memberikan kemudahan untuk tidak membebani dengan rangkaian ibadah, termasuk tawaf wada. Sebagai gantinya, tawaf wada bisa disesuaikan dengan kondisi fisik jemaah, misalnya cukup berdoa di tempat yang jauh atau diwakilkan oleh orang lain.
-
Belum Berusia Baligh
Setiap jemaah yang telah baligh atau dewasa serta dalam keadaan sucin, baik pria maupun wanita, diwajibkan melaksanakan tawaf wada. Anak kecil yang belum baligh dianggap belum mampu secara fisik maupun mental untuk menyelesaikan segala rangkaian ibadah umroh, sehingga tidak dikenai kewajiban tawaf wada.
Sejatinya, tidak ada larangan bagi jemaah yang masih kecil untuk melakukan tawaf wada. Hanya saja, mereka belum dikenai kewajiban seperti yang berlaku untuk orang yang sudah baligh dalam pelaksanaannya.
Doa-doa yang Dianjurkan saat Tawaf Wada
Doa jadi salah satu amalan paling dianjurkan umat Muslim saat mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Pada saat tawaf, suasana sangat penuh dengan keberkahan, dan doa-doa kita lebih mudah diterima oleh Allah. Berikut bacaan doa yang jemaah baca saat tawaf wada :
-
Doa Tawaf Wada Tiga Putaran Awal
Selama tiga puteran pertama tawaf, jemaah bisa membaca berbagai bacaan doa dan dzikir. Salah satu yang sangat disarankan adalah membaca doa sebagai berikut :
اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُورًا وذَنْبًا مَغْفُورًا وَسَعْيًا مَشْكُورًا
Latin : “Allaahummaj alhu hajjam mabruuraan, wa dzanban maghfuuraan, wa sayan masykuuraan”
Artinya : “Ya Allah, jadikanlah Haji & Umrah ini Haji & Umrah yang mabrur, dosa yang diampuni dan sai yang disyukuri.”
- Doa Tawaf Wada Putaran Keempat sampai Akhir
Sementara ketika jemaah mengerjakan tawaf putaran keempat hingga ketujuh yakni putaran akhir, maka doa yang dapat dibaca sebagai berikut :
اللَّهُمَّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ عَمَّا تَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعَزُّ الْأَكْرَمُ اللَّهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Latin : Allahumma ighfir warham wa’fu ‘amâ ta’lamu innaka antal a’azzul akramu. Allâhumma âtinâ fid dun-ya hasanah wa fil âkhirati hasanah wa qina azâbannâr
Artinya : “Ya Allah, ampunilah, sayangilah, dan maafkanlah apa yang Engkau ketahui. Sungguh Engkau Maha Mulia, Maha Pemurah. Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.”
(Imam al-Mawardi, al-Hawi al-Kabir fi Fiqhi Mazhabil Imam asy-Syafi’i, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: 1999], juz IV, halaman 124).
-
Doa Tawaf Wada Memohon Rahmat
Selanjutnya ada doa tawaf umum, yang berarti bisa Anda baca sepanjang putaran, baik tiga putaran pertama ataupun seterusnya. Doa ini dipanjatkan untuk memohon karunia dari Allah, yang bisa dibaca dengan khusyuk, yang berbunyi :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ وَرَحْمَتِكَ ، فَإِنَّهُ لَا يَمْلِكُهَا إِلَّا أَنْتَ
Latin : “Allahumma inni as’aluka min fadhlika wa rahmatika”
Artinya : “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dari karunia dan rahmat-Mu.”
-
Doa Tawaf Wada Mohon Kebaikan Dunia Akhirat
Sejatinya Anda bisa memanjatkan doa apapun yang baik, tak terkecuali doa untuk kebaikan dunia akhirat. Terlebih, tawaf wada merupakan waktu yang penuh keberkahan, yang niscaya segala harapan baik dapat diterima oleh Allah.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Latin : “Rabbana atina fi dunya hasanah wa fi al-akhirati hasanah wa qina ‘adhab an-nar”
Artinya : “Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa api neraka.”
-
Doa Tawaf Wada untuk Keberkahan Kembali ke Tanah Suci
Doa untuk bisa kembali ke Tanah Suci merupakan doa yang baik, dan banyak jemaah umroh yang memanjatkannya ketika sedang mengelilingi Ka’bah. Adapun doa yang bisa dibaca adalah :
اللهم ارزقنا زيارة بيتك الحرام
Latin : “Allahumma rizuqna ziarata baytika al-haram”
Artinya : “Ya Allah, berikanlah kami rezeki untuk mengunjungi rumah-Mu yang suci.”
Panduan agar Tawaf Wada Berjalan Lancar dan Khusyuk
Sebagai rangkaian ibadah perpisahan sebelum meninggalkan Ka’bah, tawaf wada haruslah dilakukan dengan penuh kekusyukan dan ketulusan dalam hati masing-masing jemaah. Agar tawaf wada berjalan lancar, ada beberapa hal yang perlu jemaah perhatikan. Berikut adalah panduan untuk melaksanakan rangkaian tawaf wada dengan baik :
- Melakukan Tawaf Sesuai Tata Caranya
Setiap rangkaian ibadah dalam islam, tak terkecuali umroh, tentunya harus mengikuti syariat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad. Beberapa alasan seperti kesempurnaan, keberkahan, serta keabsahan dalam ibadah bergantung pada aspek tersebut. Oleh karenanya, jemaah diharuskan melakukan tawaf wada dengan benar sesuai tata cara yang telah ditentukan dalam syariat.
- Persiapkan Niat yang Ikhlas
Tanamkan niat yang kuat hanya untuk Allah supaya tawad wada menjadi ibadah yang diterima. Lakukan dengan rasa syukur untuk memaknai setiap keberkahan dalam rangkaian tawaf wada.
- Utamakan Kekhusyukan
Usahakan untuk tetap menjaga konsentrasi ibadah di tengah banyaknya orang yang sedang melakukan tawaf. Hindari terburu-buru, apalagi terpengaruh oleh keramaian yang akhirnya mengurangi kekhusyukan Anda selama beribadah. Fokuslah pada doa dan dzikir.
- Berpakaian Sesuai Syariat Islam
Kenakan pakaian yang sesuai dengan ketentuan umat Islam ketika umroh. Bagi pria, gunakan ihram untuk tawaf, sementara jemaah wanita boleh memakai pakaian bebas asal sopan dan menutup aurat.
- Jaga Kondisi Fisik
Rangkaian tawaf wada bisa memakan waktu yang cukup lama, juga tenaga yang tidak sedikit. Pastikan tubuh Anda dalam kondisi bugar ketika menjalankannya. Jika merasa kondisi kesehatan tidak memungkinkan, jarang ragu untuk segera menginformasikan ke pihak travel untuk mendapatkan pertolongan.
Seorang SEO Specialist di Alsha Tour yang fokus menghadirkan informasi umroh dan haji yang terpercaya dan relevan. Berpengalaman dalam content strategy serta bekerjasama dengan Muttawif untuk memastikan akurasi setiap artikel.