Tata Cara Umroh untuk Perempuan Pertama Kali dan Bacaannya

tata cara umroh untuk perempuan pertama kali dan bacaannya

Assalamualaikum, Kawan Alsha.

Bagi seorang muslimah, menjejakkan kaki di Tanah Suci untuk pertama kalinya bukan sekadar ibadah. Ini adalah jawaban dari doa-doa panjang, kerinduan yang terpendam sejak lama, dan juga… secuil rasa cemas. “Apa yang harus saya lakukan nanti? Bolehkah saya umroh tanpa mahram? Bagaimana kalau saya haid di sana?”

Tenang, Kawan Alsha. Melalui tulisan ini, kami ingin menemani perjalanan Anda mulai dari mempersiapkan niat, mengenakan pakaian ihram, hingga memahami tata cara umroh yang sesuai bagi perempuan. Semuanya kami rangkai dalam bentuk cerita dan pengantar, bukan sekadar daftar. Karena umroh bukan rutinitas kaku, melainkan pengalaman jiwa.

Bagaimana Pelaksanaan Umroh untuk Perempuan?

Proses pelaksanaan umroh untuk wanita maupun pria memiliki kesamaan dan harus melalui semua rangkainnya.

1. Miqat

Perjalanan umroh secara syariat dimulai di miqat, titik niat. Jika berangkat dari Madinah, miqatnya adalah Dzulhulaifah (Bir Ali). Di sinilah Kawan Alsha mengenakan pakaian ihram dan mengikrarkan niat.

Sebagai perempuan, Anda tak perlu menggunakan dua helai kain putih seperti jamaah pria. Cukup berpakaian longgar, menutup aurat, tidak transparan, dan tentu saja, bebas dari wewangian.

Setelah siap, ucapkan niat:

اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ عُمْرَةً

Allāhumma labbaika ‘umratan

“Ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu untuk berumrah.”

Tidak perlu mengeraskan suara, cukup dengan hati yang hadir. Lalu lanjutkan dengan talbiyah, kalimat suci yang terus bergema dalam setiap perjalanan menuju Ka’bah:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لَا شَرِيكَ لَكَ

Labbaika Allāhumma labbaik, labbaika lā syarīka laka labbaik. Innal ḥamda wan ni‘mata laka wal mulk, lā syarīka lak.

Ini bukan sekadar bacaan, Kawan Alsha. Ini adalah jawaban kita pada panggilan suci-Nya.

2. Tawaf

Ketika Ka’bah berdiri di depan mata, hati perempuan mana yang tak bergetar?

Di sinilah thawaf dimulai—mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran. Mulai dari Hajar Aswad, Kawan Alsha cukup memberi isyarat dengan tangan sambil mengucap:

بِسْمِ اللَّهِ، اللَّهُ أَكْبَرُ

Bismillāh, Allāhu Akbar

Antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, dianjurkan membaca:

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah, wa fil-aakhirati hasanah, wa qinaa ‘adzaaban-naar

“Ya Allah, berikan kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan lindungi kami dari siksa neraka.”

Kawan Alsha tidak perlu terburu-buru mendekat ke Hajar Aswad atau memaksakan diri di kerumunan. Yang Allah lihat bukan sentuhan fisik, tapi hati yang khusyuk.

3. Meminum Air Zamzam

Usai thawaf, minumlah air zamzam dengan niat dan harapan, meminum Zamzam bukan termasuk rangkaian wajib umroh melainkan tradisi sebagian umroh setelah melakukan Tawaf. Sebelum meminum air zam-zam, Kawan Alsha jangan lupa baca doa ini ya!

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا وَاسِعًا، وَشِفَاءً مِّنْ كُلِّ دَاءٍ

Allāhumma innī as-aluka ‘ilman nāfi‘an, wa rizqan wāsi‘an, wa syifā’an min kulli dā’

“Ya Allah, aku mohon ilmu yang bermanfaat, rezeki yang luas, dan kesembuhan dari segala penyakit.”

4. Sa’i

Dari Bukit Shafa ke Marwah, Kawan Alsha akan berjalan tujuh kali. Tapi ini bukan sekadar langkah fisik. Ini adalah napak tilas perjuangan Siti Hajar, ibu dari Nabi Ismail.

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ

Innaṣ-Ṣafā wal-Marwata min Sya‘ā’irillāh

“Sesungguhnya Shafa dan Marwah termasuk dari syiar Allah.” (QS Al-Baqarah: 158)

Sebagai perempuan, Anda tidak wajib berlari-lari kecil seperti jamaah pria. Cukup berjalan tenang, sambil berdzikir atau berdoa dalam hati. Tak ada doa baku, tapi setiap harapan yang tulus—itulah yang paling diterima.

5. Tahallul

Setelah sa’i selesai, tahallul dilakukan dengan memotong sedikit rambut. Cukup satu ruas jari, dilakukan sendiri atau dibantu mutawwifah.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي قَضَى عَنَّا نُسُكَنَا

Alhamdulillāhilladzī qaḍā ‘annā nusukanā

“Segala puji bagi Allah yang telah menyempurnakan ibadah kami.”

Bukan jumlah rambut yang penting, tapi rasa syukur bahwa ibadah telah sampai di akhir.

Bagaimana Jika Haid Saat Umroh?

Ini salah satu pertanyaan paling umum dan wajar. Dan jawabannya tidak rumit, Kawan Alsha:

  • Jika haid sebelum thawaf, maka tunggu suci terlebih dahulu
  • Jika haid datang setelah thawaf, maka boleh melakukan sa’i
  • Boleh menggunakan obat penunda haid, asalkan atas rekomendasi dokter

Ini adalah pendapat mayoritas ulama, termasuk Mazhab Syafi’i, serta difatwakan oleh Lajnah Daimah (Dewan Fatwa Arab Saudi).

Umroh Itu Perjalanan Jiwa, Bukan hanya Fisik

Umroh bukan tentang siapa yang paling dekat dengan Hajar Aswad, siapa yang paling kuat berjalan, atau paling banyak menangis. Umroh adalah perjalanan pulang, dari dunia luar ke dalam hati. Dari keraguan, menuju kepasrahan.

Sebagai perempuan, Allah beri kita keistimewaan, bukan penghalang. Bahkan sejarah syariat ini tidak akan lengkap tanpa kisah Siti Hajar.

Yuk Persiapkan perjalanan umroh Kawan Alsha dengan mengikuti tahap-tahap perlengkapan ini: Perlengkapan umroh untuk wanita 12 hari.

Ingin Umroh Pertama Kali Tanpa Bingung?

Alsha Tour hadir untuk mendampingi Anda.

Kami memahami bahwa pengalaman pertama harus istimewa dan terasa aman. Karena itu, kami menyediakan:

  • ✅ Mutawwifah (pembimbing khusus perempuan)
  • ✅ Edukasi fiqih wanita dan tata cara khusus
  • ✅ Itinerary yang ramah untuk jamaah pemula

Untuk info lanjut sebaiknya ketahui estimasi biaya umroh agar persiapan Kawan Alsha untuk menuju Baitullah dapat lebih terencana.