
Perjalanan umroh dari Indonesia menuju Tanah Suci bisa memakan waktu panjang, mulai dari perjalanan ke bandara, transit, hingga tiba di hotel di Makkah atau Madinah.
Di tengah rangkaian perjalanan umroh tersebut, bekal makanan tahan lama bisa menjadi penolong, terutama ketika jadwal makan tidak menentu atau jamaah belum terbiasa dengan menu hotel.
Meski demikian, tidak semua jenis makanan boleh masuk ke Arab Saudi. Beberapa makanan berisiko ditahan atau bahkan dibuang oleh petugas jika tidak sesuai aturan, terutama makanan basah, berkuah, atau berbau tajam.
Karena itu, penting untuk memilih makanan yang tidak hanya tahan lama, tetapi juga aman di imigrasi karena dikemas rapi, kering, dan tidak berpotensi mengganggu keamanan maupun kebersihan.
Kenali Aturan Umum Membawa Makanan ke Arab Saudi
Secara umum, makanan yang aman dibawa melewati imigrasi Arab Saudi adalah makanan kering, tidak mudah basi, dan dikemas dalam kemasan pabrik yang tertutup rapat.
Makanan yang berkuah, bersaus, atau mengandung banyak minyak lebih berisiko ditolak karena dianggap mudah rusak, berpotensi bocor, atau menimbulkan bau menyengat di bagasi.
Jamaah juga perlu memastikan bahwa makanan tidak dikemas secara sembarangan. Menggunakan wadah tanpa label, makanan basah dalam plastik klip, atau masakan rumah yang berkuah dapat mengundang pemeriksaan lebih lanjut.
Untuk meminimalkan risiko, pilihlah makanan yang sudah memiliki label komersial, informasi komposisi, dan segel pabrik yang masih utuh.
Untuk mengetahui apa saja barang yang biasanya disediakan oleh agen travel, kamu bisa baca panduan lengkap: List Perlengkapan Umroh dari Travel, Pria & Wanita.
Apa Saja Makanan yang Tahan Lama untuk Umroh dan Aman di Imigrasi?
Berikut adalah lima belas jenis makanan tahan lama yang umumnya aman dibawa saat umroh dan melewati imigrasi Arab Saudi. Semuanya berbentuk kering, praktis, dan mudah dikemas dalam koper maupun tas kabin.
1. Biskuit Gandum atau Crackers
Biskuit gandum dan crackers adalah pilihan bekal makanan umroh sederhana namun sangat membantu untuk perjalanan jauh. Teksturnya ringan, tidak berminyak, dan tidak cepat hancur di dalam koper. Kandungan karbohidratnya cukup untuk mengganjal lapar sementara, misalnya saat menunggu boarding, transit, atau ketika jamaah belum sempat sarapan.
Pilihlah biskuit dengan kemasan kecil atau sachet, sehingga mudah dibagikan dan tidak cepat melempem setelah dibuka. Produk dengan kemasan pabrik yang tertutup rapat juga lebih aman melewati pemeriksaan imigrasi dibandingkan biskuit curah atau yang sudah dipindah ke wadah tanpa label.
2. Roti Kering atau Toast Bread
Roti kering atau toast bread bisa menjadi alternatif sarapan darurat. Teksturnya renyah dan lebih awet dibanding roti tawar biasa, sehingga tidak cepat berjamur meski disimpan beberapa hari. Roti kering juga relatif netral rasanya dan cocok dipadukan dengan selai, madu, atau teh hangat di kamar hotel.
Saat membawanya, utamakan roti kering dalam kemasan pabrik yang masih tersegel. Hindari membawa roti yang dikemas ulang tanpa label, karena bisa menimbulkan pertanyaan saat pemeriksaan. Roti kering yang dikemas dengan baik juga lebih tahan terhadap guncangan koper selama penerbangan.
3. Wafer Kering Tanpa Krim Berlebihan
Wafer kering bisa menjadi camilan ringan yang menyenangkan selama perjalanan. Namun, sebaiknya pilih wafer dengan lapisan krim yang tidak terlalu tebal agar tidak mudah meleleh di suhu hangat. Wafer kering yang sederhana lebih aman dan tidak berisiko menimbulkan kekacauan jika kemasan sedikit terbuka.
Kemasan kecil dalam bentuk sachet atau bungkus individu akan memudahkan jamaah untuk mengontrol porsi dan menjaga kebersihan. Selain itu, wafer kemasan pabrik dengan informasi komposisi jelas cenderung tidak menimbulkan masalah saat melewati imigrasi.
4. Dark Chocolate
Dark chocolate adalah sumber energi yang praktis dan lebih stabil dibanding cokelat susu. Kandungan kakaonya yang lebih tinggi membuat cokelat jenis ini relatif lebih tahan terhadap suhu ruang. Dalam porsi kecil, dark chocolate dapat membantu meningkatkan energi dan memberi sedikit rasa nyaman ketika tubuh mulai lelah.
Pilih kemasan batangan kecil atau cokelat yang dikemas per potong. Hindari membawa cokelat dalam jumlah besar atau bentuk yang mudah meleleh, terutama jika jamaah sensitif terhadap makanan manis. Selama dikemas rapi dan tidak berlebihan, produk cokelat kemasan pabrik umumnya tidak menjadi masalah di imigrasi.
5. Kacang Panggang dan Almond
Kacang panggang, kacang mete, atau almond adalah camilan favorit banyak jamaah karena memberi rasa kenyang lebih lama. Kandungan lemak baik dan proteinnya dapat membantu menjaga energi, terutama di sela-sela aktivitas ibadah yang cukup padat. Teksturnya juga tahan lama dan tidak mudah rusak selama perjalanan.
Sebaiknya pilih kacang panggang kering tanpa lapisan bumbu yang terlalu tebal atau berminyak. Hindari produk yang terlalu pedas atau sangat asin agar tidak memicu rasa haus berlebihan. Kacang kemasan pabrik dengan ukuran kecil sangat ideal untuk dibawa dan dibagikan.
6. Kismis dan Buah Kering
Kismis dan buah kering lainnya, seperti aprikot kering, adalah sumber gula alami yang membantu mengembalikan energi dengan cepat. Teksturnya kenyal, manis, dan mudah dikonsumsi tanpa persiapan khusus. Produk ini juga tahan lama karena kadar airnya rendah.
Pastikan memilih buah kering dalam kemasan tertutup rapat dengan label yang jelas. Produk curah tanpa kemasan resmi sebaiknya dihindari. Selain lebih aman secara kebersihan, kemasan pabrik mempermudah petugas untuk mengidentifikasi jenis makanan yang dibawa.
7. Kurma Kemasan dari Indonesia
Meskipun kurma banyak tersedia di pasar Mekkah atau Madinah, sebagian jamaah merasa nyaman membawa kurma dari Indonesia sebagai bekal awal. Kurma sangat tahan lama, kaya energi, dan cocok dijadikan camilan sebelum atau sesudah beraktivitas di Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi.
Agar aman di imigrasi, pilih kurma dalam kemasan pabrik yang masih tersegel, bukan kurma curah yang dikemas ulang di rumah. Kemasan yang jelas dan rapi akan mengurangi kemungkinan makanan diperiksa ulang oleh petugas.
8. Oatmeal Instan Sachet
Oatmeal instan adalah pilihan ideal bagi jamaah yang membutuhkan sarapan ringan dan ramah lambung. Cukup diseduh dengan air panas dari hotel, makanan ini dapat menjadi pengganti nasi ketika perut belum siap menerima makanan berat.
Oatmeal sachet juga sangat praktis untuk dibawa karena bentuknya pipih dan ringan. Produk ini umumnya tidak menimbulkan masalah di imigrasi selama dikemas dalam bentuk bubuk kering dengan label yang jelas dan tidak dicampur bahan basah.
9. Mie Instan Cup
Mie instan cup sering menjadi “penyelamat mood” bagi jamaah yang rindu rasa makanan Indonesia. Dibanding mie instan bungkus, versi cup lebih rapi dan mudah diseduh tanpa membutuhkan banyak peralatan. Jamaah cukup menambahkan air panas dari dispenser hotel.
Saat membawa mie instan cup, pastikan jumlahnya wajar dan kemasannya tidak rusak. Karena bentuknya kering dan tidak berkuah, produk ini umumnya aman masuk ke Arab Saudi. Simpan dalam koper agar tidak memakan ruang di tas kabin.
10. Pasta Instan Cup
Pasta instan cup bisa menjadi alternatif bagi jamaah yang sesekali ingin variasi selain mie. Teksturnya cenderung lebih ringan dan beberapa produk memiliki rasa yang tidak terlalu kuat, sehingga cocok untuk jamaah yang sensitif terhadap bumbu.
Seperti halnya mie cup, pastikan kemasan tertutup rapat dan tidak ada bagian yang sobek. Produk ini termasuk makanan kering yang hanya membutuhkan air panas, sehingga tetap aman saat melewati imigrasi.
11. Sup Instan dan Kaldu Serbuk
Sup instan dan kaldu serbuk dapat menjadi pilihan hangat di malam hari atau saat jamaah merasa kurang enak badan. Rasa hangat dan gurih dari sup sering kali memberikan kenyamanan tersendiri setelah seharian beraktivitas.
Karena berbentuk bubuk, sup instan mudah dibawa dan tidak berisiko tumpah seperti sup cair. Selama masih dalam kemasan pabrik, produk ini aman melewati imigrasi dan mudah disimpan di koper maupun laci kamar hotel.
12. Bubur Instan
Bubur instan sangat membantu untuk jamaah lansia, jamaah yang sedang kurang sehat, atau mereka yang memiliki masalah pencernaan. Teksturnya lembut dan lebih mudah dicerna dibanding nasi atau roti.
Pilih rasa yang sederhana dan tidak terlalu berbumbu kuat. Karena bubur instan umumnya hanya butuh air panas, jamaah dapat menyiapkannya sendiri di kamar tanpa bergantung pada jam makan hotel.
13. Abon Sapi atau Ayam
Abon adalah lauk kering favorit banyak jamaah Indonesia karena rasanya khas dan cocok dimakan dengan nasi hotel. Bentuknya yang kering dan berserat membuat abon dapat bertahan lama tanpa kulkas, selama disimpan dalam wadah tertutup.
Untuk keamanan di imigrasi, prioritaskan abon kemasan pabrik dengan label resmi. Abon rumahan dalam plastik tanpa label bisa lebih berisiko untuk diperiksa. Hindari varian abon yang terlalu berminyak atau terlihat basah.
14. Serundeng dan Kering Tempe
Serundeng dan kering tempe merupakan lauk kering yang memberikan rasa Indonesia yang kuat di tengah menu hotel yang berbeda. Keduanya bisa disantap bersama nasi putih dan menambah nafsu makan ketika jamaah mulai bosan dengan lauk standar.
Pastikan serundeng dan kering tempe benar-benar kering dan tidak meninggalkan minyak berlebih di kemasan. Produk kemasan pabrik lebih direkomendasikan daripada hasil masakan rumah yang dikemas sendiri tanpa label.
15. Sambal Tabur Kering
Bagi sebagian jamaah, makan tanpa sambal terasa kurang lengkap. Sambal tabur kering bisa menjadi solusi yang aman dibanding sambal basah. Teksturnya menyerupai abon cabe, tidak berkuah, dan lebih tahan lama.
Sambal tabur kering dalam kemasan kecil mudah dibawa dan tidak berisiko tumpah seperti sambal dalam botol. Jamaah tetap bisa menikmati rasa pedas dengan cara yang lebih aman dan praktis, tanpa khawatir mengganggu aturan imigrasi.
Makanan yang Berisiko Ditahan atau Dibuang di Imigrasi
Selain mengetahui makanan yang aman, jamaah juga perlu memahami jenis makanan yang berisiko tinggi ditahan atau bahkan dibuang oleh petugas. Umumnya, makanan basah dan berkuah masuk dalam kategori ini karena mudah rusak dan berpotensi mengganggu kebersihan jika kemasannya bocor di bagasi.
Contoh makanan yang sebaiknya tidak dibawa antara lain: rendang, ayam ungkep, ikan balado, sambal basah, lauk berkuah, makanan beku, hingga buah segar. Meskipun secara selera sangat menggoda, membawa jenis makanan ini justru menambah risiko dan bisa membuat proses pemeriksaan menjadi lebih lama.
Tips Mengemas Makanan agar Aman dan Rapi
Cara mengemas makanan juga berpengaruh terhadap kelancaran jamaah saat melewati imigrasi. Makanan yang berantakan, berceceran, atau dikemas tanpa pertimbangan dapat menimbulkan kecurigaan dan memicu pemeriksaan lebih detail.
Gunakan kantong ziplock untuk mengelompokkan jenis makanan, misalnya satu kantong khusus biskuit, satu kantong untuk mie cup, dan satu kantong untuk lauk kering. Simpan makanan utama di koper bagasi, dan hanya bawa sedikit camilan di tas kabin untuk kebutuhan selama perjalanan.
Pastikan semua kemasan pabrik masih utuh dan tidak ada tanda-tanda kebocoran atau kerusakan.
Penutup
Membawa makanan tahan lama saat umroh adalah bentuk ikhtiar agar jamaah merasa lebih tenang selama perjalanan dan masa menginap di Tanah Suci.
Dengan memilih makanan yang kering, praktis, dan dikemas rapi, jamaah tidak hanya menjaga kesehatan dan kenyamanan pribadi, tetapi juga menghormati aturan yang berlaku di negara tujuan.
Semoga daftar lima belas makanan tahan lama yang aman di imigrasi ini dapat menjadi panduan praktis bagi jamaah yang sedang mempersiapkan keberangkatan umrohnya.
Dengan persiapan yang matang, insya Allah ibadah menjadi lebih khusyuk, hati lebih tenang, dan fokus utama tetap tertuju pada rangkaian ibadah di Makkah dan Madinah.
Selain makanan, jamaah juga wajib menyiapkan kelengkapan pribadi sesuai kebutuhan. Kamu bisa melihat panduan lengkap perlengkapan umroh wanita di sini: Checklist Perlengkapan Umroh Wanita 12 Hari untuk Umroh Pertama Kali.
Dan untuk jamaah pria, daftar lengkapnya ada di sini: Checklist Perlengkapan Umroh Pria 12 Hari yang Wajib Dibawa.

Seorang SEO Specialist di Alsha Tour yang fokus menghadirkan informasi umroh dan haji yang terpercaya dan relevan. Berpengalaman dalam content strategy serta bekerjasama dengan Muttawif untuk memastikan akurasi setiap artikel.